Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban

Selamat bergabung untuk sahabat-sahabatku, semoga blog sederhana ini bisa menjadi sarana shillaturrahim yang bermanfaat untuk semua, tinggalkan saran, kritik, masukan kebaikan sahabat untuk kemajuan blog ini,
Ini adalah Blog buat kalian yang ingin tahu lebih banyak tentang An-Nur dan pernak-perniknya, Ekstrakurikuler (Ke-An-Nur-an, Pramuka, Dewan Penggalang, Sipassus, Marching Band, Karate, PMR, Asipa, An-Nur Radio dll), Zoey Mujahid, Garis007 Collection informasi islam dan umum serta apapun yang sehat untuk kita konsumsi, Ooops maksudnya konsumsi penambah ilmu pengetahuan buat kita.

Jazaakum Allahu khaira Al-Jazaa, Amin.

Zoey Mujahid

Rabu, 31 Oktober 2012

DRAMA : AYAH KEMBALIKAN TANGANKU

                          Anak tunggal pasangan ini perempuan cantik berusia tiga setengah tahun namanya Bilqis, ia sendirian di rumah karena kerap kali ditinggalkan pembantu karena si pembantu sibuk dengan pekerjaannya di dapur.
                          Bermainlah ia bersama ayunan yang dibelikan ayahnya…
BILQIS                : “aduh,,,setiap hari ayah dan ibu selalu sibuk, sampai aku jarang di temani bermain… wah apa ini???
Ko ada paku disini???
Bagaimana kalau aku menggambar di teras dengan paku ini”
NARATOR        : Akhirnya Bilqis dengan asyiknya menggambar sesuatu di atas teras rumah dengan menggunakan paku berkarat yang ia temukan di halaman rumah, tapi…
BILQIS              : “lho ko gambarnya nggak kelihatan sih,,, oh iya bagaimana kalau aku menggambarnya di mobil ayah, biar ayah bisa lihat gambar aku…”
NARATOR        : Bilqis pun membuat coretan-coretan sesuai imajinasinya di mobil ayahnya, karena hari itu ayah dan ibunya memakai sepeda motor untuk menghindari kemacetan, dia menggambar kucing, burung, rumah, gunung, gambar ayahnya, ibunya, dirinya dan mbo narti si pembantu rumahnya dan kejadian itu tidak diketahui oleh mbo Narti karena dia sibuk bekerja di dapur.
                        Tidak lama kemudian ayah dan ibupun pulang dari pekerjaannya…
AYAH               : “kurang ajar,,,ibu, lihat mobil kita penuh coretan kotor begini, kerjaan siapa ini…”
IBU                  : “mbo Narti,,,mbo Narti,,,di mana kamu???”
NARATOR        : Alangkah kagetnya pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibelinya dan cicilannya masih belum lunas itu kini penuh dengan coretan-coretan Bilqis, datanglah mbo Narti dengan kaget…
AYAH               : “mbo,,,cepat bilang pada kami, siapa yang sudah mencorat-coret mobil ini, cepaaat???”
IBU                  : “cepat katakana mbo, mbo tahu biaya untuk memperbaiki cat mobil ini sangat mahal sekali mbo???”
MBO NARTI     : “sungguh saya tidak tahu tuan”
AYAH               : “bohong”
IBU                  : “memangnya mbo kemana saja seharian di rumah???”
NARATOR        : mendengar teriakan ayah dan ibunya Bilqis pun keluar dari kamarnya dengan wajah manjanya ia memeluk ibunya dan berkata…
BILQIS              : “ayah ibu, lihat gambar buatan aku di mobil itu, bagus kan, itu bilqis yang buat lho…”
AYAH               : “anak tak tahu di untung, ayah harus beri pelajaran pada anak ini…”
NARATOR        : kemudian ayah pun menarik tangan bilqis dengan kasar dan mengambil ranting kemudian memukuli tangan Bilqis sekeras-kerasnya hingga Bilqis pun merteriak teriak-teriak kesakitan, puas memukuli tangan anaknya mereka pun meninggalkan bilqis, mbo narti merasa iba pada Bilqis dan ia pun merangkulnya…
BILQIS              : “mbo, mengapa ayah dan ibu marah pada bilqis, mengapa mbo???”
MBO NARTI     : “ayah dan ibu tidak marah sama bilqis, mereka sayang sama bilqis, asal bilqis tidak mengulangi corat-coret mobil ayah lagi ya”
NARATOR        : Bilqis dibawa oleh mbo narti ke kamarnya, pembantu itu membersihkan tangan bilqis yang penuh memar dan berdarah dengan air, sudah tiga hari bilqis tidur di kamar mbo narti karena si ayah ingin memberi pelajaran pada anaknya, hingga suatu ketika mbo narti member tahu pada tuannya…
MBO NARTI     : “permisi tuan, sudah tiga hari Bilqis demam, dan lukanya semakin parah tuan”
AYAH               : “biarin aja, biar tahu rasa dia”
IBU                  : “kasih aja obat warung, mbo”
MBO NARTI     : “sudah tuan, tapi demamnya malah tambah parah”
AYAH               : “kalau begitu, nanti sore saja kita bawa dia ke puskesmas”
MBO NARTI     : “baiklah tuan”
NARATOR        : Pembantu itu pun kembali dengan perasaan cemas. Tibalah waktu yang direncanakan, bilqis di bawa ke puskesmas terdekat, akan tetapi mantri puskesmas tidak sanggup menangani penyakit bilqis, karena sakitnya sudah sangat parah dan harus dirawat di rumah sakit, sesampainya di rumah sakit, bilqis langsung ditangani oleh dokter ahli, dokter itu pun keluar dari ruang periksa dan mencari keluarga pasien.
DOKTER           : “ekhm..ekhm… kalau saya boleh tahu, siapa keluarga anak yang bernama bilqis???”
AYAH               : “saya ayahnya dok”
IBU                  : “saya ibunya dokter, dokter bagaimana keadaan putri saya???”
DOKTER           : “bapak dan ibu harus bersabar, penyakit dan luka bilqis sudah infeksi akut, saya sarankan agar bapak dan ibu menandatangani surat ini,”
AYAH               : “surat apa ini dok???”
DOKTER           : “agar hidup bilqis tertolong dan infeksi lukanya tidak menyebar ke tubuhnya”
IBU                  : “surat apa itu pak???”
AYAH               : “surat persetujuan amputasi, bu, tangan bilqis harus di potong bu”
NARATOR        : Dengan seketika ayah, ibu dan mbo narti seperti mendapat halilintar di siang bolong, mereka sangat terkejut atas keputusan itu, lalu dengan bergetar ayah pun menanda tangani surat itu diiringi tangis ibu dan mbo narti, dan pengamputasian pun segera dilaksanakan.
                        Setelah beberapa saat keluarlah bilqis dari ruang bedah dengan tanpa kedua tangannya, ia menatap wajah ayah, ibu dan mbo narti satu persatu.
BILQIS              : “ayah ibu, bilqis nggak akan melakukannya lagi, bilqis nggak mau ayah pukul lagi, bilqis sayang ayah, ibu dan mbo narti”
AYAH               : “maafkan ayah nak”
BILQIS              : “ayah kembalikan tangan bilqis, bagaimana kalau bilqis mau makan nanti, bagaimana kalau bilqis mau bermain nati???”
IBU                  : “bilqis anakku, maafkan kami nak”
NARATOR        : bilqis masih belum mengerti mengapa tangannya tetap di ambil walaupun ia sudah meminta maaf berkali-kali.
                        Wahai ayah dan ibu di dunia ini, bagaimana kita mampu menolak taqdir Allah jika itu sudah terjadi, maka pikirkanlah terlebih dahulu segala resiko yang akan terjadi jika kita akan melakaukan sesuatu.
                        Akhirnya kepada Allah jua lah kita berserah diri.


Selesai


Tidak ada komentar:

Posting Komentar